Upacara Grebeg seringkali menjadi daya tarik wisatawan mancanegara maupun domestik salah satunya yang terkenal adalah ‘Grebeg Sudiro’, Grebeg Sudiro merupakan suatu perayaan perpaduan masyarakat Tionghoa – Jawa yang diadakan setiap menjelang imlek sebagai simbol keharmonisan beda etnis yang mendiami Kelurahan Sudiroprajan.
Saat perayaan berlangsung Kawasan Pasar Gede Solo, Jawa Tengah dihiasi sedemikian meriah sangat kental dengan ornament khas imlek yang menambah hangatnya suasana toleransi keduanya.
Ribuan pengunjung memadati kawasan Jalan Urip Sumoharjo dan Jalan Jendral Sudirman kota Solo mereka datang dari berbagai penjuru daerah untuk menyaksikan perayaan atau tradisi ‘Grebeg Sudiro’ sekaligus menantikan puncak acara yaitu berebut ‘Gunungan’
Tradisi rebutan gunungan didasari oleh falsafah ‘Jawa ora babah ora mamah’ yang artinya jika kita tidak berusaha tidak makan, Sedangkan bentuk ‘Gunung’ itu sendiri memiliki maksud atas rasa syukur masyarakat jawa terhadap Sang Pencipta.
Gunungan yang di dalamnya berisi jajanan pasar, makanan ringan dan tak lupa kue keranjang khas imlek sebelumnya diarak keliling kawasan Kelurahan Sudiroprajan di ikuti pawai dari ragam kesenian Tionghoa dan Jawa. Beberapa diantaranya adalah Tarian Tradisional Jawa dan Kesenian Barongsai Tionghoa.
Setelah gunungan diarak sampailah pada puncak acara yaitu berebut kue keranjang. Kue kranjang yang memiliki bentuk bundar bercitarasa manis dan berwarna cokelat ini cukup digemari berbagai kalangan. Sedangkan untuk bahan dasar kue ini adalah tepung ketan dan gula merah.
Guyuran hujan deras tak menyurutkan antusias masyarakat untuk berebut kue keranjang di kawasan Pasar Gede Solo masyarakat percaya dengan berebut kue keranjang yang berasal dari gunungan niscaya akan mendapatkan keberkahan di dalam kehidupan.
BACA JUGA: Perang Tomat Di Lembang Jawa Barat

















Pingback: FOTO: Melihat Seni Pertunjukan Reak di Tanjungsari Sumedang – Motret Lagi!